Inilah sudut kunci dalam segitiga cinta Stenberg. Membangun
komitmen. Jalan cinta para pejuang adalah jalan kesetiaan dan pengorbanan.
Komitmen adalah ikrar berkorban, memberi bukan meminta, berinisiatif tanpa
menunggu, memahami dan bukan menuntut. Komitmen adalah ikrar kesetiaan. Komitmen-lah yang akan menjadi tapak langkah
pertama cinta kita ...
-Salim A Fillah-
Di Jalan Cinta Para Pejuang, kelak mungkin kita akan
menghadapi para “pejuang” yang lain. Seperti kita meyakini Allah, mereka juga
meyakini sesuatu. Sesuatu itu menggerakkan mereka. Mereka berjuang sebagaimana
kita berjuang. Maka mungkin saja akan ada perbenturan. Dan pertempurannya adalah
pertempuran iman. Bersiap-siagalah selalu di jalan cinta para pejuang ...
-Salim A Fillah-
Di Jalan Cinta Para Pejuang, kita tak mudah percaya bahwa
suatu peristiwa hanyalah persitiwa ekonomi, politik, atau militer saja. Maka
tak layak kita meniadakan kata permusuhan dari hidup kita. Untuk itu izinkan
saya mengajukan satu alasan lagi. Yakni, karena Al-Quran, kitab suci di jalan
cinta para pejuang itu mengulang kosakata musuh dan permusuhan lebih dari 80
kali. Karena Al-Quran menegaskan bahwa iman dan kebatilan mustahil berdamai, Di
Jalan Cinta Para Pejuang membaca Al-Quran menjadikan musuh-musuh cinta hanya
berselimut kaca ...
-Salim A Fillah-
Lalu, alangkah sedihnya jika cinta tak punya visi. Ia kecil.
Mengerdil. Tak melewati batas-batas syahwat. Tak melampui rasam-rasam emosi.
Tak menjangkau ufuk-ufuk tinggi. Ia hanya menjadi kenangan lampau. Kenangan
manis kini telah pergi, tapi yang pahit terus menghantui. ...
“Masa depan milik Islam.” Di jalan cinta para pejuang,
kalimat itu seperti suluh nan jauh. Sungguh, hanya dengan visi yang besar,
tinggi, dan bening kita bisa menyusulnya. Maka pandanglah ke ujung perjalanan.
Dan, mari kita berangkat ...
-Salim A Fillah-
Mimi hari ini adalah kenyataan hari esok, kata Hasan
Al-Banna. Di jalan cinta para pejuang mungkin kita terjaga sebelum mimpi kita
selesai. Dan tugas kitalah untuk segera bangun, bangkit menyelesaikannya di
alam nyata ..
-Salim A Fillah-
Visi di jalan cinta para pejuang awal-awal bermodal
kesadaran. Sadar bahwa kita manusia akan menuntun kita manusia akan menuntun
kita memanfaatkan berjuta karunia Alah Ta`aalaa untuk mengabdi padaNya. Sadar bahwa kita seorang
muslim memandu kita untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Sadar bahwa kita
seotang mujahid, memantapkan langkah kita di jalan cinta para pejuang. Sadarlah
!
-Salim A Fillah-
Ah... Di jalan cinta para pejuang, kita hanya berurusan
dengan hal-hal besar. Atau setidaknya kita memikirkan hal-hal yang besar. Di
dalam pikiran, yang setitik harus jadi lautan. Yang sekepal harus dijadikan
gunung.
-Salim A Fillah-
Apakah di jalan cinta
pejuang tak ada rehat untuk mereguk jeda-jeda nikmat? Mungkin memang tidak.
Atau belum. Jika cinta kita tak di isi dengan visi-visi besar untuk peradaban
dan kejayaan agama Allah, maka yang remeh temeh tak bermakna akan menghantui
dan mengisi ruang yang terbentang antara mata dan hati.
-Salim A Fillah-
Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan
cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan disini, cinta tak pernah
meminta untuk menanti. Seperti `Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil
kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan bagi
para pecinta sejati, selalu ada yang manis dalam mencecap keduanya
-Salim A Fillah-
Di jalan cinta pejuang, selalulah sucikan hati, lalu
bertanyalah padanya. Di jalan cinta para pejuang, berkawanah dengan nurani
meski kau tersunyi, meski kau sendiri
-Salim A Fillah-
Sampai kau lelah, sampai kau payah. Hingga di titik akhir kau
rasakan begitu lemah di hadapan-Nya.Untuk berserah, pasrah ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar