Kamis, 30 Oktober 2014

Jalan Cinta



Inilah sudut kunci dalam segitiga cinta Stenberg. Membangun komitmen. Jalan cinta para pejuang adalah jalan kesetiaan dan pengorbanan. Komitmen adalah ikrar berkorban, memberi bukan meminta, berinisiatif tanpa menunggu, memahami dan bukan menuntut. Komitmen adalah ikrar kesetiaan.  Komitmen-lah yang akan menjadi tapak langkah pertama cinta kita ...
-Salim A Fillah-  

Di Jalan Cinta Para Pejuang, kelak mungkin kita akan menghadapi para “pejuang” yang lain. Seperti kita meyakini Allah, mereka juga meyakini sesuatu. Sesuatu itu menggerakkan mereka. Mereka berjuang sebagaimana kita berjuang. Maka mungkin saja akan ada perbenturan. Dan pertempurannya adalah pertempuran iman. Bersiap-siagalah selalu di jalan cinta para pejuang ...
-Salim A Fillah- 

Di Jalan Cinta Para Pejuang, kita tak mudah percaya bahwa suatu peristiwa hanyalah persitiwa ekonomi, politik, atau militer saja. Maka tak layak kita meniadakan kata permusuhan dari hidup kita. Untuk itu izinkan saya mengajukan satu alasan lagi. Yakni, karena Al-Quran, kitab suci di jalan cinta para pejuang itu mengulang kosakata musuh dan permusuhan lebih dari 80 kali. Karena Al-Quran menegaskan bahwa iman dan kebatilan mustahil berdamai, Di Jalan Cinta Para Pejuang membaca Al-Quran menjadikan musuh-musuh cinta hanya berselimut kaca ...
-Salim A Fillah- 

Lalu, alangkah sedihnya jika cinta tak punya visi. Ia kecil. Mengerdil. Tak melewati batas-batas syahwat. Tak melampui rasam-rasam emosi. Tak menjangkau ufuk-ufuk tinggi. Ia hanya menjadi kenangan lampau. Kenangan manis kini telah pergi, tapi yang pahit terus menghantui. ...
“Masa depan milik Islam.” Di jalan cinta para pejuang, kalimat itu seperti suluh nan jauh. Sungguh, hanya dengan visi yang besar, tinggi, dan bening kita bisa menyusulnya. Maka pandanglah ke ujung perjalanan. Dan, mari kita berangkat ...

-Salim A Fillah-
Mimi hari ini adalah kenyataan hari esok, kata Hasan Al-Banna. Di jalan cinta para pejuang mungkin kita terjaga sebelum mimpi kita selesai. Dan tugas kitalah untuk segera bangun, bangkit menyelesaikannya di alam nyata ..
-Salim A Fillah- 

Visi di jalan cinta para pejuang awal-awal bermodal kesadaran. Sadar bahwa kita manusia akan menuntun kita manusia akan menuntun kita memanfaatkan berjuta karunia Alah Ta`aalaa untuk  mengabdi padaNya. Sadar bahwa kita seorang muslim memandu kita untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Sadar bahwa kita seotang mujahid, memantapkan langkah kita di jalan cinta para pejuang. Sadarlah !
-Salim A Fillah-

Ah... Di jalan cinta para pejuang, kita hanya berurusan dengan hal-hal besar. Atau setidaknya kita memikirkan hal-hal yang besar. Di dalam pikiran, yang setitik harus jadi lautan. Yang sekepal harus dijadikan gunung.
-Salim A Fillah- 

Apakah  di jalan cinta pejuang tak ada rehat untuk mereguk jeda-jeda nikmat? Mungkin memang tidak. Atau belum. Jika cinta kita tak di isi dengan visi-visi besar untuk peradaban dan kejayaan agama Allah, maka yang remeh temeh tak bermakna akan menghantui dan mengisi ruang yang terbentang antara mata dan hati.
-Salim A Fillah- 

Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan disini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti `Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan bagi para pecinta sejati, selalu ada yang manis dalam mencecap keduanya
-Salim A Fillah- 

Di jalan cinta pejuang, selalulah sucikan hati, lalu bertanyalah padanya. Di jalan cinta para pejuang, berkawanah dengan nurani meski kau tersunyi, meski kau sendiri
-Salim A Fillah-

Sampai kau lelah, sampai kau payah. Hingga di titik akhir kau rasakan begitu lemah di hadapan-Nya.Untuk berserah, pasrah ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar