Rabu, 12 Juni 2013

Menata Lagi

Kredo itu belum lama. Kapan tepatnya tak tercatat dalam ingatan. Hanya semenjak Aku bertemu dengan orang-orang yang luar biasa. Persaudaraan yang makin menguatkan kredo bahwa Kita ini hidup hanya untuk-Nya. Untuk Allah. Hanya untuk Allah.

Semenjak itu, aku lebih mencintai pekerjaan diluar rumah. Hanya beberapa jam terkadang bertemu keluarga. Menceritakan idealisme-idealisme itu. Memahamkan kepada orang tua bahwa ini sudah jalan pilihan. Mengabaikan sebuah pekerjaan bermateri tinggi demi idealisme itu. Em, semoga bukan sebuah peristiwa "Membantah" nasihat. Hanya butuh doa yang terucap oleh mereka berdua. Terutama, Ibuk.

Tapi nurani ini berkata, "Ah, hanya retorika dan wacana saja. Belum kulihat dirimu yang yakin dengan Idealisme itu"
Nurani itu sejalan dengan Annafi`ah Firdaus. Nama yang disematkan untuk hidup dan menghidupkan. Aku belum sejajar dengannya. Aku? Siapa itu? Atik kah? Padahal semangat idealisme itu mengakar kuat dan indah waktu kelas 3 SMP. Lama sekali. Kemana saja selama 5 tahun. Si Atik kecil itu menghilang. Padahal sudah ditemani Annafi`ah Firdaus.

Jurnalis. Entah apa yang membuat profesi itu membikin Aku terpana. Yang jelas, berharap diri ini menjadi jalan kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya. Mampu hidup diatas idealisme hingga mampu menebarkannya tanpa perhitungan dan penghargaan.


Menata lagi. Menata jiwa untuk kuat dan yakin atas janji-Nya. Menata agar jiwa ini seperti para pejuang-pejuang Palestina. Pun agar Aku segera bertindak dan menyejarah dalam kejayaan Iman Islam di tiap insan. Pun sekarang sedang berfikir, "Apa yang bisa dilakukan ketika kabarnya ada delegasi dari Indonesia ke Israel ?"