Senin, 16 September 2013

Keep Hamasah

Benar yang dikatakan oleh seorang Uztadz, bahwa akar dari tiap masalah kitapun kurangnya ilmu kita. Kita yang sibuk dengan "gerak" terus tanpa di barengin dengan proses "belajar" yang sungguh-sungguh. Proses belajar adalah proses yang senantiasa mendekatkan hati kita dengan-Nya lewat ilmu, membersihkan diri dengan siraman ilmu bahwasanya kita ini diciptakan untuk beribadah kepada-Nya serta melaksanakan segala urusan tentunya dengan sebuah ilmu.

Ilmu mendahului amal dan iman pun mendahului amal dan ilmu. Sungguh hidup ini hanya sekali. Sungguh sia-sia kalau sampai sekarang kita tidak semakin dewasa dengan bertambahnya kualitas ilmu dan iman kita

Demi Rabb yang menguasai tiap ketetapan kami, bimbinglah kami dan kuatkan kami agar tetap mampu berjalan dalam jalan yang Engkau Ridhai. Cintailah kami serta orang- orang yang amat kami cintai karena Engkau.

Mudahkan segala urusan kami, mengokohkan perjuangan ini, serta menguatkan agamaMu tegak di manapun itu. Surga menanti :)
Kisah tentang Betapa Alloh sangat gembira dan amat senang kepada hambanya yang bertobat,

dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ: اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ. أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ

“Benar-benar Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika dia bertaubat kepada-Nya, daripada salah seorang kamu yang berada di atas kendaraannya di sebuah tanah padang yang sunyi, lalu kendaraan itu lepas (lari) meninggalkannya, padahal di atasnya ada makanan dan minumannya. Akhirnya dia putus asa mendapatkannya kembali. Maka dia pun mendatangi sebatang pohon lalu berbaring di bawah naungannya, dalam keadaan putus asa dari kendaraannya. Ketika dia dalam keadaan demikian, ternyata tiba-tiba kendaraan itu berdiri di dekatnya. Lalu dia pun menggenggam tali kekangnya dan berkata saking gembiranya: ‘Ya Allah, Engkau hambaku dan aku Rabbmu.’ Dia salah ucap karena saking gembiranya.”
(HR Muslim)