Minggu, 08 Maret 2015

Allah Meminta Tanggungjawab Atas Kepemimpinanku





Atha` menuturkan bahwa ia datang menemui Fathimah binti Abdul malik, istri Umar bin Abdul Aziz, setelah suaminya itu wafat, lalu bertanya, “Wahai putri Abdul Malik, ceritakanlah kepadaku tentang Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz.”

Ia menjawab,”Baik, aku ceritakan. Seandainya ia masih hidup, pasti aku enggan menceritakannya. Sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz Radhiyallahu Anhu telah mempersembahkan jiwa dan raganya untuk kepentingan rakyat. Ia bekerja mengurusi kepentingan mereka disiang hari. Pada sore harinya, jika ia masih mempunyai kebutuhan pribadi, maka ia berhenti lalu melanjutkan bekerja hingga malam hari hingga sore harinya. Ia mengkhususkan lampu penerang dari dana pribadinya. Dimalam hari ia tidur sebentar lalu shalat dua rakaat. Setelah itu ia merebahkan diri berbantalkan tangan membaca dzikir, air matanya pun membasahi kedua pipinya. Begitu yang ia lakukan antara shalat dan dzikir, seolah jiwanya keluar dan hatinya lepas, hingga fajar tiba. Lalu, pada siang harinya ia berpuasa. 

Pernah suatu kali Fathimah bertanya,”Wahai Amirul Mukminin, apa yang sebenarnya engkau alami kemarin malam?”

Ia menjawab,”Baiklah, biarkan aku dengan urusanku dan engkau dengan urusanmu.”

Fathimah lalu menjelaskan bahwa ia menanyakan hal itu karena berharap bisa mengambil pelajaran. Umar bin Abdul Aziz pun berkata,”Aku melihat dan merenungi diri, ternyata aku mempunyai tugas mengurusi umat ini, baik yang kecil maupun yang besar, yang hitam maupun yang merah. Kemudian aku ingat perantau asing yang terdampar, fakir yang papa, tawanan yang nestapa dan orang-orang yang menderita lainnya diseluruh penjuru negri dan dunia, lalu aku menyadari betapa Allah akan meminta tanggungjawabku atas mereka semua dan Muhammad Shallalahu Alaihi wa Sallam akan menjadi hujjah atasku. Ini semua membuatku takut kepada-Nya dan meneteskan air mata, hatiku gemetar lalu setiap kali bertambah ingat, bertambah pula rasa takut. Demikianlah sudah aku sampaikan, maka maklumilah semua itu, atau tinggalkanlah.”

Setiap diri kita pasti akan diminti pertanggungjawab atas yang kita kerjakan. Sudah siapkah kita? 


Sumber : Buku 1000 Kisah Teladan (Pustaka Al-Kautsar)