Rabu, 02 Desember 2015

Pilihan Mencintai

Sudah lama tak mengunjungimu. Hai blog ;)

Kali ini, dan memang sudah pingin dilakukan. Nulis lagi disini, hai blog ;)

Ceritanya disini sekarang, bisa jadi berbeda dengan apa apa yang ingin kulakukan waktu itu. Awal awal masuk kuliah yang pingin begini dan begitu.

Bicara tentang tema ini; cinta. Kalau cinta lawan jenis, ah kalau belum saatnya mending tidak berbicara tentangnya. Pengalaman, membuat banyak energi yang terserap. Ya, itu pengalaman. Lebih baik, mempersiapkan diri. Kelak, kita semoga mampu membangun cinta, tidak hanya “jatuh”, tapi dengan orang yang tepat dan waktu yang tepat kita "bangun" #ehm

Bicara cinta yang lain. Ada satu hal yang sampai sekarang masih tumbuh dan semoga semakin tumbuh. Apa itu? Rasa yang bertunas saat memegang amanah senat mahasiswa. Ya, mencintai Indonesia.

Saat itu, aku merasa dibukakan banyak wawasan tentang kondisi negriku. Lewat ilmu kesmas, aku melihat Indonesia meski belum sempurna. Bahwa masyarakat Indonesia “belum sehat”.

Tentang pilihan mencintai. Kondisi yang sekarang sudah sarjana Alhamdulillah. Sarjana yang kebanyakan orang bisa jadi belum tau apa tugas utama SKM sebenarnya, untuk masyarakat.

Banyak cara untuk kelak bagaimana menjawab pertanya Allah, “Untuk apa ilmu yang kau dapatkan?”

Dan hal ini tentu berkaitan dengan pekerjaan yang dipilih. Ada yang bekerja di perusahaan, ngajar, sekolah lagi, mengabdi di pelosok pelosok, riset, dan lain sebagainya. Ya, itu pilihan.

Lantas bagaimana denganku?

Maka, aku tetap memilih disini. Ya, disini. Aku merasa harus belajar lagi, di kota ini. Belajar jadi murid yang baik, belajar bersabar dengan proses, belajar berukhuwah, dan birulwalidain semampunya.

Maukah kalian menemaniku?

Karena pilihan ini bagiku pilihan yang besar. Pilihan yang bisa jadi tak dipilih banyak orang. Pilihan bukan jadi pegawai, yang bisa jadi terbesit dahulu, dan keluarga.

Tidak harus jadi pegawai kan? Aku ingin "sehat" dulu.

*di Apotek Annisa, bersama hujan jam 17.21