Kamis, 08 Juli 2010

Yakinlah Bisa...

“Kalau Anda saja tidak merasa hebat, mengapa orang lain harus berfikir begitu?”cetus Mae West, aktris terkenal yang suka bicara ceplas-ceplos itu. Sikap percaya diri sang legendaris itu tidak muncul begitu saja, ternyata dia benar-benar berjuang untuk mendapatkannya.

Anthony Howard seorang pengamat politik terkemuka di Inggris yang sering tampil di layar kaca, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi walaupun wajahnya buruk rupa dan fisiknya tidak menarik. Apabila dia sudah berbicara, pengaruh pribadinya akan memancar. Pengaruh pribadi yang bisa mempengaruhi orang lain untuk membuat orang lain mau mendengarkan apa yang dia katakannya.

Percaya diri dapatlah tumbuh karena dalam dadanya terdapat KEYAKINAN untuk bisa. YAKIN akan pada dirinya, akan kemampuanya, akan kelebihannya, dan akan kekurangannya yang tidak dijadikan factor penghambat untuk meraih misi dan cita-citanya.
Ingatkah wahai sahabatku ketika kalian masih kecil? Pasti kalian pernah mengalami hal ini.
Ketika kalian BELUM BISA berdiri, kalian ingin BISA berdiri. Ketika kalian BELUM BISA bicara, kalian ingin BISA bicara. Ketika kalian BELUM BISA berjalan, kalian ingin BISA berjalan. Keinginan yang kuat berkobar-kobar dalam hati ketika kalian masih kecil.

Disaat proses ingin berdiri, proses yang seluruh anggota terlibat, berdiri kemudian jatuh, berdiri lagi dan jatuh lagi. Berulang-ulang. Tertawa dan tersenyum disaat kaki sudah menopang tubuh untuk berdiri, menangis dan rasa sakit disaat terjatuh. Sebuah tekad yang besar untuk bisa berdiri telah melekat dalam dada dan pikiran.

Saat ingin bisa bicara, segala perkataan yang telah didengar, di coba untuk ditiru. Tak mengerti apakah itu baik atau buruk. Keinginannya untuk selalu “nyambung” pembicaraan orang lain cukup besar. Bahkan terkadang, jika merasa di “cuekin” orang tidak diajak untuk bicara, suara tangis akan terdengar. Seperti ada rasa keinginan yang kuat untuk bergabung dan meniru setiap apa yang ada di sekitarnya.

Saat ingin bisa berjalan, “Ah, aku sudah bisa berdiri dan tinggal memindahkan kaki ke depan sehingga aku sudah bisa berjalan seperti yang lain”, gumamnya dalam hati. Ternyata tidak seperti yang dibayangkan, dan kalian menghadapi rasa frustasi dan putus asa. Tetapi keinginan untuk bisa berjalan dan berlari membuat kalian begitu bersemangat untuk berlatih berjalan. Walaupun harus berulang-ulang kali terjatuh, kalian tetap berusaha keras untuk bisa berjalan. Ditambah lagi ayah bunda yang tidak henti-hentinya memberi semangat dan oplosan tangan yang keras membuat kalian semakin bersemangat dan bertekad untuk bisa berjalan.

“Oh Ya Alloh, terima kasih Ya Alloh, Anakku sudah bisa berdiri, anakku sudah bisa berjalan”, suara ayah bunda telah menyemarakkan perjuangan kalian untuk bisa berjalan. Menambah semangat.
Disaat sendiri pun, tiada orang di situ, kalian tetap mencoba berlatih berjalan. Keinginan yang kuat dalam hati membuat kalian ingin terus dan terus berlatih berjalan. Kalian sendiri cukup menjadi motivator untuk diri kalian sendiri.
Ingatlah, bahwa kita bisa melakukan apa yang kita pikirkan. Asalkan kita mau mencoba dan mencoba. Seperti halnya mencoba untuk berdiri. Kita harus memiliki keyakinan dan tekad untuk BISA. Keyakinan yang akan bisa memunculkan rasa percaya diri, percaya diri yang akan mengantarkan kita untuk tidak merasa malu dan minder untuk meraih misi kita. Misi yang kita yakini akan bisa mengantar kita ke Syurga-Nya. Begitu pula dengan tekad, keinginan yang berapi-api di dalam dada untuk bisa meraih misi dan cita-cita kita.

Kalau Anda merasa bisa, Anda pasti bisa
Kalau Anda merasa tidak bisa, pasti Anda tidak bisa
(Mary Kay Ash, wanita sukses pemimpin perusahaan caliber fortune 100, dan penulis)

Tauladan yang paling sempurna di dunia ini adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Sifat-sifatnya yang begitu mulia dapat kita contoh untuk menguatkan pencapaian misi atau cita-cita kita. Tokoh inspiratif yang dapat memberi safaat kepada kita suatu kelak nanti.(So, jangan salah tauladan ya, artis mah tdk bisa beri safaat pada kita)
Berdiri, melangkah, dan jatuh. Berdiri, melangkah, dan jatuh lagi. Berulang-ulang. Tak menyerah pada satu kegagalan. Kegagalan dijadikan pembelajaran. Kegagalan adalah bagian dari perjuangan. Kegagalan jangan dijadikan penghambat, tapi jadikanlah pemacu untuk lebih “greget” memperjuangkan cita-cita. Cita-cita layak untuk diperjuangkan.
Diri kita sendiri pun bisa cukup dijadikan sebagai motivator untuk diri kita. Keyakinan akan Surga yang menanti hamba-hamba-Nya yang bertaqwa cukup menjadi motivasi kita. Dengan mengharap Rido-Nya, Insya Alloh, kita dimasukkan dalam golongan hamba yang bertaqwa.

So, yakinlah bisa. Karena Alloh akan selalu menguatkan kita.