Jumat, 05 Desember 2014

Mengabdi untuk Indonesia



Bahasannya sederhana saja yah. Definisi yang secara nyata aku dapat dari mereka-mereka yang sudah melakukannya, bahkan sampai sekarang masih melakukannya. Definisi ini aku dapatkan lebih dalam di Bapelkes Salaman, lanjut di desa penerjunan Dlinggo, Ngadirejo, Magelang, Jawa Tengah. Selama dua pekan (30 November – 12 Desember ) , kami mahasiswa FKM UAD 2011 tahun ini ( 2014) serentak Praktik Belajar Lapangan (PBL 2), kami di bekali dulu apa-apa yang harus kita miliki menjadi seorang kesmas, lanjut  praktik di lapangan. 

Jadi SKM itu, dimana sekarang lagi ribut-ributnya masalah STR sebenarnya yang lebih utama adalah kompetensi kita yang harusnya di asah dulu. STR adalah dampak dari komptenensi yang mampu kita kuasai untuk menjalankan tugas kita kelak, yakni sebagai kesmas.  Ini bicara buat kita-kita dulu ya, kita yang masih Mahasiswa hehehe. Secara kompetensi baik urusan live competence, academic competence, dan career competence. Bahasan tentang ke tiganya memang bisa panjang, kita bicara bermula dari yang sederhana dulu yak. 

Ke tiga competence itu memang secara khusus bukan sekedar buat kita hidup, karena competence pertama yakni life competence. Kita tahu arah mana yang akan kita tuju dalam setiap pilihan hidup kita. Jangan salah, jadi kesmas adalah juga pilihan. Jadi kesmas adalah pilihan pekerjaan dibanding pekerjaan yang lain. Pilihan jadi kesmas juga pilihan yang konsekuensi didalamnya harus kita jalani. Pilihan untuk menyehatkan masyarakat khususnya Indonesia untuk mampu mandiri dan tangguh. Ya, Indonesia. Bukan sekedar daerah yang sering kita anggap nyaman untuk hidup kita. Tapi seluruh kota dan daerah terutama diperbatasan adalah daerah yang membutuhkan perhatian kita.
Siapakah kita? Mereka para kesmas kita itu bekerja dari pagi sampai sore memikirkan secara keras bagaimana masyarakat peduli dengan kesehatannya. Oh, bukan sekedar pagi sampai sore, bahkan terkadang harus meninggalkan keluarga untuk beberapa hari mengurus urusan bisanya masyarakat berperilaku sehat secara sadar, mau, dan mampu di sudut-sudut desa di Seluruh Indonesia. Bagiku, bagi mereka kesmas yang tidak memiliki niat kuat dan besar didalam yakinnya, pasti sudah sedari dulu berhenti melakukan pekerjaan itu. Ini lagi-lagi urusannya niat, yang hanya berharap sebagai bentuk pengabdian kita kepada Allah lewat kesehatan Indonesia. 

Siapkah kita? Secara sabar menganalisis setiap kebutuhan masyarakat dari urusan dasar hingga kelak mampu menjadi SDM Indonesia berkualitas untuk perubahan semakin lebih baik. Urusan kesehatan adalah urusan SDM, satu kondisi sadar akan kesehatannya merupakan urusan penting yang harus diupayakan untuk minimal dirinya, keluarganya, dan luasnya adalah masyarakat sekitarnya. Kesehatan adalah modal untuk kerja-kerja besar perubahan minimal untuk diri sendiri. Sehat yang bukan segala-galanya, namun bermula dari sehat semua akan lebih optimal untuk hidup lebih baik.
Siapkah kita? Terjun langsung ke masyarakat untuk berbicara kepada mereka? Mengetahui segala kondisi mereka, bisa jadi dari kondisi pengetahuan, ekonomi, sosial, adat mereka yang itu menjadi faktor penting kenapa mereka tidak berperilaku sehat? Padahal sehat adalah bentuk nikmat dari-Nya yang harus dijaga dan diupayakan. Siapkah kita? Tidak sekedar bekerja di gedung, tetapi kita bekerja disamping masyarakat tanpa mengeluh dan malu. Ya, pekerjaan kita bukan pekerjaan yang bisa dianggap kurang pekerjaan, tapi pekerjaan kita berilmu dan bervisikan kesehatan. Kita mengetahui harusnya bagaimana masyarakat hidup dari sisi kesehatan, sehingga mereka tak akan berurusan dengan yang namanya sakit, kecuali memang penyakit yang sudah kehendak dari-Nya. Itu lain hal lagi, karena setiap urusan kita tentu ada yang mengaturnya. 

Olalala, selamat menetapkan hati atau sudah mulai memantapkan hati kelak kita benar-benar menghibahkan diri untuk tetap melakukan kebaikan dimanapun, kapanpun lewat kesehatan Indonesia. Berfikir saja para mereka yang bekerja untuk Indonesia saja dijamin rezekinya, apalagi mereka yang bekerja untuk Allah. Ah, urusan kita adalah urusan besar yang bayarannya pun tak sedikit, bahkan indah dari-Nya. Ohya tulisan ini baru bahas tentang live competence, baru sedikit tentang career competence. Sudah siapkah kita? 

Spesial untuk seorang guru yang saat ini menginspirasi di bidang kesehatan masyarakat Indonesia, Alm Bapak Mustamir Ibnu Hajar guru IKM Sekolah Menengah Farmasi Indonesia Yogyakarta, Alm Bapak Prof Soeyoko (Gurunda Parasitologi FKM UAD) dan Bapak Abdul Kadar ( Epidemiologi Penyakit menular, etc FKM UAD) terimakasih untuk semua ilmu dan teladan semangatnya.