Sesungguhnya niat itu sangat berpengaruh. Maksud setiap
orang tentu berpengaruh bagaimana ia melakukan kerja-kerja dalam sebuah sistem.
Bisa hanya ala sekadarnya asal tugas dari job description nya tuntas, itupun
tak sepenuh kerja dengan maksimal.
Atau ada juga seseorang yang bersikukuh
dengan maksud diri masuk dalam sebuah sistem untuk membuat perubahan, bahkan
pembaharuan. Awal mula ia masuk karena melihat sistem itu tak berjalan dengan
semestinya. Memang, jika ingin merubah sebuah sistem, mau tak mau memang harus
masuk sistem. Tentu dengan mengambil peran strategis sehingga memiliki kuasa
untuk membuat aturan.
Ya, melakukan sebuah perubahan adalah sebuah pilihan. Kenapa
disebut pilihan, ya karena setiap pilihan ada konsekuensinya bukan? Dari setiap
banyak pilihan, mulai dari bersifat pragmatis saja dengan kondisi yang ada,
sampai ada yang bersikap idealis untuk sebuah kondisi lingkungan sekitar. Ya,
itu pilihan …
Sistem, lebih suka menyebutnya begitu. Bahasa umumnya bisa
diartikan organisasi. Tentu sebuah organisasi di bentuk karena ada maksud dan
tujuan. Anggap saja yang ini kita bahas adalah sistem yang baik, bahkan
idealis. Sebagai sarana berkumpulnya orang-orang yang bervisi untuk bekerja
bersama melakukan sebuah perubahan.
Perubahan memang harus, untuk hal-hal yang bukan prinsip
keyakinan tentunya. Keyakinan bahwa akan ada balasan dari kerja-kerja kita tak
boleh berubah, bahkan ragu. Tetapi perubahan yang dimaksud disini adalah
kondisi sekitar kita. Lebih adil, sistem berfungsi seperti seharusnya, bergerak
sesuai rencana, dan lain-lain. Itu keinginan kita dalam sistem bukan? Tetapi
bagaimana jika tidak? Salahkah sistem tersebut?
Sistem sejatinya seperti sebuah sapu lidi. Tentu sapu
lidi dibikin karena ada maksud dan tujuan.
Sapu lidi adalah benda untuk membersihkan halaman, terdiri dari kumpulan lidi
yang diikat dengan sebuah ikatan. Nah kalau organisasi? Kumpulan manusia yang
diikat dalam ikatan sistem untuk bekerja bersama-sama mencapai tujuan.
Bagaimana kalau lidi itu tidak di ikat dan ia mengerjakan
pekerjaan dengan sendirian? Single
fighter bahasa kerennya. Patah dan rusak lidi itu. Struktur isi lidi-lidi
didalam sapu itu juga akan berkurang, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Nah, begitu juga dengan organisasi. Satu orang saja memiliki masalah dalam
semangatnya, niatnya, komitmennya, dan totalitasnya tentu akan berpengaruh pada
kokohnya sebuah sistem. Bagaimana bisa membuat sebuah perubahan dalam sistem
ataupun fungsi sistem tersebut lebih baik? Nah!
Maka mengutip dari tulisan Dr Yusuf Qardhawi dalam bukunya
Fiqih Prioritas bahwa diantara prioritas yang dianggap penting dalam usaha
perbaikan (ishlah) ialah memberikan perhatian terhadap pembinaan individu
sebelum membangun masyarakat, atau memperbaiki dulu sebelum memperbaiki sistem
dan institusi.
Usaha perbaikan lingkungan harus dimulai dari diri sendiri.
Pondasi berupa individu-individu yang kuat dan tangguh inilah yang akan
menjadikan bangunan kuat. Siapkah kita? Yakinkah kita?
Maka tak selayaknya mencela sebuah sistem begini dan begitu
sebelum kita koreksi diri. Luruskan niat kita? Sanggupkah dengan konsekuensi
pilihan kita? Maukah kita tak lelah belajar dan tak putus asa? Sudikah segala
waktu, tenaga, dan pikiran harus kita bagi untuk mengurus urusan kolektif?
Pekerjaan sapu lidi besar, maka ia perlu lidi-lidi yang kuat
dan tak mudah putus. Begitu pula sebuah sistem, sejatinya ia dibentuk untuk
mengemban amanah. Maka, yuk perbaiki diri terlebih dahulu sebelum memperbaiki
sistem. Nah!
Untukku, untuk Adik-adik :)
Fight!!!
Fight!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar