Jumat, 14 Juni 2013

Bener-Bener Menguji Kenaikan


Wacana BBM naik. Bukan Blackberry. Akan tetapi bahan baku motor. Eh bukan juga. Tepatnya bahan bakar minyak. BBM naik, menguji isi dompet dan biaya-biaya “hidup” yang lain. Biaya kuliah, mengisi jiwa dengan buku, mengisi tubuh dengan asupan gizi. Belum biaya yang lain lagi. (Belum) biaya anak eh, biaya beli sabun cuci eh, biaya beli pakaian penutup aurat, dan yang lain-lain.

BBM bener-bener menguji. Sepuluh ribu untuk dua hari mengisi SiGaza sepertinya tak cukup. Ujung Bantul barat bernama Pajangan menuju titik timur Kota Yogya, beranjak titik tengah kota : Tugu Yogya tak cukup dengan sepuluh ribu. Butuh stok lebih lembaran uang yang harus dicakke kalau bener-bener BBM naik. Oh iya, sebelumnya kenalkan dulu motor ku namanya SiGaza. Saking rindunya sosok pejuang-pejuang Palestina, ya sudah, cukup SiGaza menjadi sarana ikhtiar lebih mengenalnya. Mengenal sebuah “Cinta”. Cinta yang jika dihijrahkan dari kata benda menjadi kata kerja ( Salim A Fillah) akan melahirkan kerja-kerja besar bagi Dien ini. Em, berharap menjadi bagian dari kerja-kerja itu sebagai alasan layaknya seorang Atik Setyoasih diberi Surga oleh-Nya. Butuh doa itu.

BBM naik. Gaji naik. Logikanya seperti itu bukan? Tapi, awal tahun sudah “demo” minta naik gaji. Pertengahan tahun dan yang sebentar lagi Ramadhan datang (sudah siap naa?) mau minta lagi. Begitulah nasib buruh. Buruh oh buruh. Sebentar lagi semoga tak jadi buruh.

Teringat kemudian setelah direnungi lagi dan nurani selalu menjadi pengingat, “Jangan pernah mengeluh dan putus asa”. Mengeluh hanya membuat “kecil” dan tak segera bergegas dalam pekerjaan-pekerjaan yang berujung kebaikan. Putus asa, kata Uztadz Fatan bukankah memutus tali pertolongan Allah. Dialah sebaik-baik tempat meminta pertolongan. Mungkin dengan berdoa supaya BBM tak naik. Lebih penting minta kenaikan Iman kita. Iya kan? Atau Biaya-biaya (mau) Menikah tak jadi naik. Barokallah untuk sahabat-sahabat yang mau menikah.

Jika PNS saja dijamin negara untuk biaya-biaya hidup di dunia, kenapa masih ragu dengan “asuransi” hidup jika saat ini kita memilih jalan menjadi pekerja Allah. Ya, sebagai budak-Nya untuk menjual diri kita untuk tegaknya Dien ini. Dengan segala apapun yang kita miliki, baik harta, jiwa, bahkan hidup kita. Bukankah Allah itu ghaniyun? Teramat kaya untuk kita mintai “uang”. Bukankah Allah itu Kuasa atas segala isi di dunia ini? Teramat kecil mengubah segala sesuatu didunia ini untuk kebaikan kita semua. Jadi, jangan khawatir. Sungguh, Allah akan membalas tiap tetes bensin kita. BBM naik, Iman harus Naik. Nah!

gambar : kamera-digital.com
@annafiahfirdaus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar